Bersyukur atas Nikmat Allah yang Amat Besar

   
Sabtu, 27 Februari 2010

Bersyukur atas Nikmat Allah yang Amat Besar
Oleh : Alfiyatun Nimah


“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menentukan jumlahnya.Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”Surah An-Nahl [16]: ayat 18)

Wahai saudaraku, kita tidak akan mampu menghitung nikmat Allah. Mengapa tidak bisa? Karena terlalu BESARNYA.... Segala puji bagi Allah, belum sempat bibir kita mengucap syukur kepada Allah ketika nikmat itu datang, maka dating lagi nikmat Allah yang lainnya. Betapa besarnya nikmat Allah.


BEBERAPA NIKMAT ALLAH :
[1] Diberikan anggota tubuh yang lengkap. Sebagian besar orang baru menyadari kenikmatan ini setelah dikurangi oleh Allah. Nikmat anggota badan ini, akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah.

[2] Diberikan kesehatan. Nikmat ini tidak bisa dinilai dengan uang. Jika
kita sakit, berlembar-lembar uang kita keluarkan. Dua kenikmatan yang
kebanyakan manusia lupa : sehat dan waktu luang.

[3] Nikmat harta. Orang yang bersyukur kepada Allah akan menggunakan harta sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

[4] Nikmat Keamanan. Orang yang tidak mencampurkan keimanan dan kedholiman maka baginya ‘keamanan’. Dengan nikmat keamanan ini, kita bisa beribadah ataupun menuntut ilmu dengan perasaan tenang.

[5] Hidayah beragama Islam dan nikmat iman. SUBHAANALLAH !!, ini adalah nikmat yang paling besar. Mengapa demikian? Karena dengan nikmat ini kita bias membedakan kejahatan dan kebaikan, mana yang diperbolehkan oleh agama atau manakah yang tidak diperbolehkkan.

Namun, kebanyakan manusia itu dholim. Sedikit sekali manusia yang bersyukur, mereka mengkufuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Katakanlah: ”Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran,penglihatan dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
(Al-Quran Al-Karim Surah Al-Mulk [67]: ayat 23)

Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan perasaan bersyukur kepada Allah sehingga mengantarkan kita untuk bersyukur kepada-Nya.

CARA MENUMBUHKAN PERASAAN SYUKUR :

[1] Merenung (bukan membayangkan).

[2] Lihatlah yang memberi nikmat, bukan besar kecilnya nikmat. Jika engkau mendapatkan nikmat dari Allah, jangan lihat besar kecilnya nikmat, tapi lihatlah yang memberi nikmat (Rabbul ’alamin).

[3] Lihatlah yang berada di bawah kita (kaitannya dengan nikmat)
[4] Ingatlah keutamaan syukur. Orang beriman yakin, jikalau bersyukur
kepada Allah, maka akan mendapatkan keutamaan.
[5] Sadarilah bahwa yang mampu memberikan hidayah untuk bersyukur hanyalah Allah semata.

CARA MENSYUKURI NIKMAT ALLAH :
[1] Hatinya tunduk, dan meyakini bahwa kenikmatan itu pemberian Allah. Hati itu untuk ma’rifah (mengenal Allah) dan mahabbah (mencintai Allah). Tanamkan dalam hati bahwa nikmat itu dari Allah semata.

[2] Lisannya memuji Allah. Jika diberi nikmat, maka hakikatnya itu adalah nikmat dari Allah, maka pujilah Allah. Ucapkan pula jazakumulloh khoiron kepada orang yang telah memberikan bantuan dan perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah.
Hasan al-Bashriy berujar, ”Perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah. Sesungguhnya itu adalah kesyukuran.”

[3] Anggota tubuhnya melaksanakan ketaatan kepada Allah. Dalam hal ini anggota badan dijadikan sebagai sarana untuk taat kepada Allah dan mencegah dari maksiat kepada-Nya.

Ketika Abu Hazim ditanya mengenai bentuk syukurnya anggota-anggota badan,maka ia memberikan jawaban-jawaban. Syukurnya dua mata itu, jika melihat kebaikan, sebarkanlah, dan jika melihat keburukan, tutupilah! Syukurnya dua telinga itu, jika mendengar kebaikan peliharalah, dan jika mendengar keburukan cegahlah! Syukurnya dua tangan, janganlah tangan itu digunakan untuk mengambil barang yang bukan haknya, juga penuhilah hak Allah yang ada pada keduanya! Syukurnya perut, hendaknya makanan ada di bagian bawah, sedangkan yang atas dipenuhi dengan ilmu. Syukurnya kemaluan, terdapat
dalam firman Allah,

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri
mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Surah Al-Mu’minun [23]: ayat 5-7)

Syukurnya dua kaki, jika kamu melihat seseorang yang shalih meninggal, kamu bersegera meneladani amalannya; dan jika mayit orang yang tidak baik, kamu bersegera untuk menjauhkan diri dari amal-amal yang dia kerjakan, kamu bersyukur kepada Allah! Sesungguhnya orang yang bersyukur dengan lisannya itu seperti orang yang memiliki pakaian tetapi ia hanya memegang ujungnya, tidak memakainya. Maka ia pun tidak terlindungi dari
panas, dingin, salju, dan hujan.

KEUTAMAAN BERSYUKUR KEPADA ALLAH
[1] Syukur adalah sarana menambah kenikmatan. Ali bin Abi Thalib ra. Pernah berkata, Sesungguhnya nikmat itu berkaitan dengan syukur dan syukur itu berkaitan dengan mazid (penambahan nikmat), keduanya tidak bias dipisahkan, maka mazid dari Allah tidak akan terputus sampai terputusnya syukur dari hamba.
Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memberitahukan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu kufur (mengingkari nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih".
(Surah Ibrahim [14]:ayat 7)

Allah menjadikan tambahan bergantung kapada kesyukuran dan tambahan dari-nya adalah tambahan yang tiada batas, sebagaimana syukur itu sendiri juga tiada batas.
[2] Syukur adalah sebab keridhoan Allah disebabkan pemanfaatan nikmat itu sebagai sarana ibadah.
[3] Syukur menghalangi turunnya adzab. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an,

Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri*) lagi Maha Mengetahui.
(Surah An-Nisaa’ [4]:ayat 147)

Tatkala iblis – musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala – mengerti nilai syukur, bahwa ia merupakan maqam tertinggi dan termulia, maka iblis pun mencanangkan tujuan akhirnya yaitu mengusahakan terputusnya manusia dari bersyukur. Diterangkan bahwa iblis berkata :
”Lalu aku akan mendatangi mereka dari
depan, dari belakang, dari samping kanan dan dari samping kiri. Sehingga Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka pada bersyukur (taat).”
(Al-Qur’an Al-Karim Surah Al-A’raaf [7]:ayat 17)

Dalam Surah Saba’ disebutkan bahwa orang-orang yang bersyukur itu sedikit. “Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang pandai bersyukur.”
(Surah Saba’ [34]: ayat 13)

Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengajarkan doa agar diberikan taufik untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana dalam hadits shahih diriwayatkan Imam Ahmad, Al-Hakim,An-Nasa’iy, dan Imam An-Nawawy, Rasulullah memberikan nasihat kepada Mu’adz :
Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu. Maka di setiap penghujung shalat janganlah kamu lupa membaca “Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrikawa husni ‘ibaadatika” (Ya Allah, tolonglah aku agar selalu ingat kepada-Mu,bersyukur kepada-Mu, dan baik ibadahku kepada-Mu).

Wallahu a’lam wa ’afwu minkum

*) Allah mensyukuri hamba-hamba-Nya:
memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, mema'afkan kesalahannya,menambah nikmat-Nya.

0 komentar:

 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Powered by    Login to Blogger